Claris, Vegawati and Sri, Wahyuni and Marisa, Elsera (2021) Pembagian Peran Dalam Prosesi Sembahyang Arwah Masyarakat Flores Desa Pengudang Kabupaten Bintan. S1 thesis, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Text
Claris Vegawati_170569201034_Sosiologi - 170569201034 Claris Vegawati.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Tradisi adalah keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar ada kini, belum dihancurkan, dirusak, dibuang atau dilupakan. Disini tradisi hanya berarti warisan , apa yang benar-benar tersisa dari masa lalu.Desa Pengudang merupakan sebagian dari Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Pada umumnya masyarakat Desa Pengudang merupakan masyarakat pesisir, karena letak Desa Pengudang yang berada pada pesisir pantai. Masyarakat Desa pengudang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan ras. Salah satunya yaitu suku Flores yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Katolik. Masyarakat Flores Desa Pengudang memiliki kebudayaan yang menjadi tradisi yang mereka warisi dari daerah asal mereka yaitu Nusa Tenggara Timur. Salah satu tradisinya ialah tradisi sembahyang arwah. Tradisi sembahnyang arwah merupakan tradisi mendoakan arwah orang yang telah meninggal dunia, dimana masyarakat Flores Desa Pengudang melaksanakan tradisi ini pada hari pertama, kedua, ketiga serta satu tahun memperingati arwah tersebut meninggal dunia. Dalam prosesi ini dilakukan melalui dua ritual. Pertama, oleh ritual keagamaan dengan mengirimkan doa-doa secara keagamaan. Kedua, secara ritual adat dengan menggunakan adat sesajen. Dalam pelaksanaannya secara ritual keagamaan tidak ada pembagian peran antara laki-laki dan perempuan,namun pada ritual adat terdapat pembagian peran antara laki-laki dan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan prosesi sembahyang arwah masyarakat Flores Desa Pengudang yang dilihat dari relasi gender. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang melatarbelakangi adanya pembagian peran dalam prosesi sembahyang arwah karena adanya konstruksi sosio-kultural dalam budaya Flores tentang apa yang seharusnya diperankan oleh laki-laki dan apa yang seharusnya diperankan oleh perempuan. Konstruksi sosial itulah yang akhirnya memunculkan anggapan-anggapan bahwa perempuan itu pendatang, sehingga budaya patriarki yang terbangun mendominasi kepemimpinan dalam adat Flores. Anggapan perempuan itu dibeli serta masyarakat Flores menganggap bahwa sesajen adalah suatu hal yang sangat sakral sehingga perempuan tidak boleh melaksanakan sesajen tersebut
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | 300. Ilmu Sosial > 390. Adat Istiadat, Etiket, Folklor > 393 Death Customs/Adat Istiadat yang Berhubungan dengan Kematian |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Program Studi Sosiologi |
Depositing User: | admin fisip fisip |
Date Deposited: | 08 Dec 2021 02:23 |
Last Modified: | 08 Dec 2021 02:23 |
URI: | http://repositori.umrah.ac.id/id/eprint/2118 |
Actions (login required)
View Item |