KUSYADI, KUSYADI and Arieta, Siti and Rahmawati, Nanik (2023) KEKHAWATIRAN MASYARAKAT PULAU SERASAN PASCA ADANYA PELABUHAN POS LINTAS BATAS NEGARA (PLBN). S1 thesis, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

	Text (Cover) KUSYADI_190569201055_Sosiologi - Cover.pdf - Published Version Download (911kB)
	Text (Abstrak) KUSYADI_190569201055_Sosiologi - Abstrak.pdf - Published Version Download (120kB)
	Text (BAB 1) KUSYADI_190569201055_Sosiologi - BAB 1.pdf - Published Version Download (252kB)
	Text (Daftar Pustaka) KUSYADI_190569201055_Sosiologi - Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (242kB)
	Text (Full Teks) KUSYADI_190569201055_Sosiologi - Full Teks.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Daerah perbatasan secara umum menghadapi berbagai masalah pada keterisolasian dan mahalnya harga barang dan jasa. Pos Lintas Batas Negara (PLBN) merupakan salah satu implementasi nyata sebagai salah satu pembangunan untuk mengatasi masalah tersebut. Masalah yang di maksudkan adalah untuk meningkatan ekonomi suatu daerah perbatasan, membuat persaingan harga yang lebih kompetitif dan penggerakan perekonomian masyarakat. Akan tetapi dengan adanya pelabuhan memuculkan kekhawatiran masyarakat terutama pada tauke, nelayan dan pedagang disebabkan adanya interaksi antar jaringan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kekhawatiran oleh masyarakat terhadap pasca adanya pelabuhan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Pulau Serasan Desa Tanjung Setelung. Adapun teori yang digunakan adalah teori interaksi simbolik, melalui konsep mind, self, dan society. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan informan sebanyak 10 orang serta menggunakan teknik dan alat pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa kekhawatiran masyarakat pada proses interaksi simbolik 3 tahapan yaitu mind, self, and society. Dimana awal mula pembangunan pelabuhan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) tersebut mengganggap kehadirannya di Pulau Serasan merupakan bentuk perhartian dari pemerintah pusat, peningkatan keamanan daerah perbatasan, namun pada kenyataan masyarakat mengeluhkan kehadiran pelabuhan tersebut yang dinilai lebih menghambat aktivitas mereka karena adanya peraturan-peraturan berkaitan dengan aktivitas yang akan membatas ruang gerak masyarakat melakukan aktivitas lintas batas negara. Ditambah lagi adanya penggusuran yang dilakukan oleh pemerintah terhadap rumah warga yang terkena lahan pembangunan pelabuhan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) serta jaringan sosial yang ada di masyarakat Desa Tanjung Setelung tersebut juga terkena dampaknya. Kata Kunci: Kekhawatiran, Interaksi Simbolik, Pos Lintas Batas Negara.

Actions (login required)

View Item